DALIL-DALIL
EKSISTENSI KEBERADAAN TUHAN
A.Kosmological Theory
Kosmological
theory adalah membuktikan keberadaan Allah SWT dari penciptaan alam semesta
ini. Alam semesta yang luas ini pasti ada karena adanya sang pencipta. Banyak
teori dari para ahli yang menerangkan bagaimana alam semesta ini dapat terjadi
dan terbentuk karena tidak mungkin alam semesta ini ada karena semua kebetulan
saja.
Kita dapat mengetahui bahwasannya
sesuatu itu ada pasti ada sebab yang
melatarbelakanginya. Adanya sesuatu karena pasti ada yang mengadakan, adanya
perubahan pasti karena ada yang merubah. Mustahil sesuatu itu ada dengan
sendirinya. Kausalitas inilah yang saya simpulkan mampu membuktikan bahwa sebab
adanya alam semesta ini adalah Tuhan.
“Tidakkah orang-orang kafir mengerti
bahwa langit dan bumi semula berpadu (sebagai satu kesatuan dalam penciptaan),
lalu keduanya Kami pisahkan? Dari air Kami jadikan segalanya hidup. Tidakkah
mereka mau beriman juga?” (Surat al-Anbiyaa‟, 30)
Teori
Ledakan Dahsyat ini menunjukkan bahwa pada awalnya, semua obyek di alam semesta
merupakan satu bagian dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini, yang
ditunjukkan dengan teori Ledakan Dahsyat, dinyatakan dalam Al-Qur'an 14 abad
lalu, ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang alam
semesta.
B.Teleological Theory
Merupakan
pembuktian adanya sang pencipta dilihat dari keteraturan alam semesta yang
tersusun sehingga dilihat oleh makhluk hidup sebagai sebuah estetika keindahan
yang tidak mungkin dapat dibuat oleh sesuatu yang lemah melainkan sesuatu yang
lebih besar yang melebihi keindahan tersebut. Keteraturan ini mustahil berjalan
dengan sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Itulah Tuhan.
“Dia
yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis; tak akan kau lihat
ketidakseimbangan dalam ciptaan (Allah) Yang Maha Pemurah. Balikkanlah
pandanganmu sekali lagi, tampakkah olehmu ada yang cacat? Lalu ulanglah
pandanganmu sekali lagi; pandanganmu akan berbalik kepadamu, letih dan
membingungkan.” (Surat al-Mulk, 3-4)
Dari ayat diatas sudah
sangat jelas disebutkan bahwasannya Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan
sangat baik tanpa ada cacat bahkan manusia didalam ayat tersebut jelas
disebutkan tidak akan mampu membuat bahkan memikirkan bagaimana alam semesta
ini dapat tercipta.
“Maka
apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak
sedikitpun ?” (Q.S. Qaaf: 6)
“Ia
menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan
Kami hidupkan dengan itu daerah yang sudah mati. Demikian juga kamu akan
dibangkitkan (dari kematian).” (Surat az-Zukhruf, 11)
C.Ontological
Theory
Ontological teory ialah pembuktiaan adanya tuhan dari hakikat segala
sesuatu yang ada dimuka bumi baik fisik maupun metafisik. Saya
beranggapan hakikat itu adalah realitas, artinya kenyataan yang sebenarnya.
Kita dapat mengetahui hakikat dari esensi sesuatu jika kita mampu merenungi
secara mendalam apa penyebab atau pengertian sesuatu itu.
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki,
niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (Surat Al
Waqi‟ah: 68-70).
D.Moral
Theory
Tindakan manusia adalah pernyataan kehendak manusia. Manusia bertindak
dengan memilih diantara berbagai kemungkinan baik atau buruk, menderita atau
bahagia, senang atau sedih. Tindakan ini dapat terjadi karena kita ketahui
bahwasannya terjadi persentuhan dengan
suara hati. Manusia menyadari bahwa ia berkewajiban mutlak untuk berbuat baik
dan benar. Suara hati bagaikan panggilan dari suatu realitas yang terdapat pada
diri seseorang. Realitas kesucian, mutlak dan personal inilah yang sebenarnya
dimiliki aloh sesuatu yang besar yaitu Tuhan.
"Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A’raaf, 7: 205)
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS.
Ali ‘Imraan, 3:191)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar