Refleksi Nama Tuhan Di
Banyuwangi
TUHAN : Kata - Konsep - Realitas
A.M.Safwan (Madrasah Muthahhari- JAKFI)
KATA: TuhanTUHAN : Kata - Konsep - Realitas
A.M.Safwan (Madrasah Muthahhari- JAKFI)
KONSEP: Kata/teks Tuhan mengacu pada perbedaan
berbagai konsep antara lain:
1. Menurut teks agama dan kepercayaan
2. Menurut pandangan filsafat Yunani, Barat dan Islam
3. Menurut kajian Descartes berbeda konstruksinya dengan Kant, berbeda pula konsep Tuhan dalam kajian Marx, Nietzsche
4. Menurut tafsiran ahli kalam, filsafat dan tasawuf/irfan
5. Menurut Mu'tazilah, Asy'ariyah dan syi'ah
6. Menurut Khawarij, ISIS, Amerika, dan Israel
7. Menurut Ibn Sina, Ibn'Arabi, dan Mulla Shadra
8. Menurut Syekh Siti Jenar, Al Hallaj
9. Pandangan Ilmiah: Partikel Tuhan, God Spot
10. Pedagang assesoris bertuliskan nama-nama Tuhan dan Politisi penjual ayat’ Tuhan
11. Tuhan dalam Puisi Putu Wijaya, puisi Rendra dan Novel Ateis Achdiat K.
12. Tuhan dalam buku Izinkan Aku jadi Pelacur (Muhiddin) dan Sejarah Tuhan Karen Amstrong
13. Tuhan dalam Kosmologi The Tao Sachiko Murata dan Kosmologi William Chittick, Imam Ali dalam Nahjul Balaghah
14. Tuhan dalam diriNya sendiri
berbagai konsep antara lain:
1. Menurut teks agama dan kepercayaan
2. Menurut pandangan filsafat Yunani, Barat dan Islam
3. Menurut kajian Descartes berbeda konstruksinya dengan Kant, berbeda pula konsep Tuhan dalam kajian Marx, Nietzsche
4. Menurut tafsiran ahli kalam, filsafat dan tasawuf/irfan
5. Menurut Mu'tazilah, Asy'ariyah dan syi'ah
6. Menurut Khawarij, ISIS, Amerika, dan Israel
7. Menurut Ibn Sina, Ibn'Arabi, dan Mulla Shadra
8. Menurut Syekh Siti Jenar, Al Hallaj
9. Pandangan Ilmiah: Partikel Tuhan, God Spot
10. Pedagang assesoris bertuliskan nama-nama Tuhan dan Politisi penjual ayat’ Tuhan
11. Tuhan dalam Puisi Putu Wijaya, puisi Rendra dan Novel Ateis Achdiat K.
12. Tuhan dalam buku Izinkan Aku jadi Pelacur (Muhiddin) dan Sejarah Tuhan Karen Amstrong
13. Tuhan dalam Kosmologi The Tao Sachiko Murata dan Kosmologi William Chittick, Imam Ali dalam Nahjul Balaghah
14. Tuhan dalam diriNya sendiri
Semua
di atas adalah hal yang wajar, sebuah dinamika dan dialektika yang perlu terus
ditumbuhkan dalam tradisi intelektual. Jadi kalau ada yang menggunakan
nama/kata TUHAN perlu dirujuk KONSEPnya mengacu ke konsep yang mana?
termasuk ke pemilik nama TUHAN yang di Banyuwangi.
Bisa jadi pemilik nama Tuhan yang di Banyuwangi mengacu pada salah satu KONSEP di atas atau konsep lain. Yang jelas tentu ada alasan mengapa beliau yang di Banyuwangi diberi nama Tuhan. Bisa jadi saking cintanya kedua orang tuanya kepada Tuhan karena bersyukur mendapatkan anak sebagai anugerah dari Tuhan jadi biar senantiasa ingat nikmat Tuhan tsb maka kedua orang tuanya memberi nama anaknya dengan Nama Tuhan (Bi Ism Allah)
termasuk ke pemilik nama TUHAN yang di Banyuwangi.
Bisa jadi pemilik nama Tuhan yang di Banyuwangi mengacu pada salah satu KONSEP di atas atau konsep lain. Yang jelas tentu ada alasan mengapa beliau yang di Banyuwangi diberi nama Tuhan. Bisa jadi saking cintanya kedua orang tuanya kepada Tuhan karena bersyukur mendapatkan anak sebagai anugerah dari Tuhan jadi biar senantiasa ingat nikmat Tuhan tsb maka kedua orang tuanya memberi nama anaknya dengan Nama Tuhan (Bi Ism Allah)
Jadi mungkin konsep dari nama Tuhan di Banyuwangi
adalah Tuhan dengan pengertian AsmaNya (Dengan Nama Tuhan)
jadi, sudah benar konsepnya tetapi mungkin persoalan KATA yang mewakili KONSEP itu.
Sebagaimana banyak juga KATA Tuhan di masyarakat kita justeru adalah KONSEP yang menjadi HANTU yang menakutkan.
bagi sebagian orang.
jadi, sudah benar konsepnya tetapi mungkin persoalan KATA yang mewakili KONSEP itu.
Sebagaimana banyak juga KATA Tuhan di masyarakat kita justeru adalah KONSEP yang menjadi HANTU yang menakutkan.
bagi sebagian orang.
Jadi, REALITAS TUHAN yang sebenarnya itu bagaimana?
Things it self, das ding an sich, ashalah al wujud
Things it self, das ding an sich, ashalah al wujud
Menurut saya di sinilah mungkin persoalan
mendasarnya bukan sekedar KATA bukan sekedar KONSEP tetapi juga sejauh mana
KATA itu dapat dipertanggungjawabkan dengan mengacu pada KONSEP tertentu yang
diyakininya dapat diBUKTIkan.
Ada Konsep tentang Bukti, dan ini biasa saja
(KONSEP)
tetapi yang ini yang mendasar menurut saya adalah
BUKTI dari KONSEP (REALITAS)
tetapi yang ini yang mendasar menurut saya adalah
BUKTI dari KONSEP (REALITAS)
Jadi Wahai Tuhan perlihatkan DIRIMU sebagaimana
seharusnya diriMu hadir pada diri Kami dan Alam. Bahwa RealitasMu bukan batas
KATA, realitasMu bukan batas KONSEP.
Engkaulah yang DZAHIR sekaligus Bathin
DiriMU yang Paling BATIN adalah DZAHIR
REALITASMU adalah perjumpaan dengan teleologi Persepsi
KEMATIAN---
Inna lillaahi wa inna ilaihi rajiun adalah jalan Indah berjumpa
denganMu
Engkaulah yang DZAHIR sekaligus Bathin
DiriMU yang Paling BATIN adalah DZAHIR
REALITASMU adalah perjumpaan dengan teleologi Persepsi
KEMATIAN---
Inna lillaahi wa inna ilaihi rajiun adalah jalan Indah berjumpa
denganMu
Wallahu'alam bi al - shawab
Jumat berkah
salam atas Rasul Al Mustafa Muhammad Saw.
Jumat berkah
salam atas Rasul Al Mustafa Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar